S Laelatul

Elka (5215102623)
email: silayela@yahoo.com
Judul skripsi :
APLIKASI IC MAX 232 SEBAGAI ANTARMUKA UNTUK KOMUNIKASI DATA ANTAR KOMPUTER DENGAN MEDIA LASER
Pengarang : dwi irawati (5215013391). Pendidikan teknik elektronika.
1.      Dunia teknologi berkembang dengan pesat  sesuai kebutuhan yang semakin beragam,dan teknologi elektronika tidak kalah pesatnya dengan perkembangannya dengan teknologi lainnya.
Perbaikan :
Dunia teknologi berkembang dengan pesat  sesuai kebutuhan yang semakin beragam dan teknologi elektronika tidak kalah pesatnya dengan perkembangannya dengan teknologi lainnya.
2.      Produktivitas yang tinggi, efisien dan efektifpun dapat diwujudkan dengan memaksimalkan penggunaan jaringan komputer.
Produktivitas yang tinggi, efisien, dan efektifpun dapat diwujudkan dengan memaksimalkan penggunaan jaringan komputer.
3.      IC ini juga memiliki dua penerima dan dua pengirim pada kemasan yang sama.sehingga tidak diperlukan dua IC untuk pengiriman data.
IC ini juga memiliki dua penerima dan dua pengirim pada kemasan yang sama, Sehingga  tidak diperlukan dua IC untuk pengiriman data.
4.      Ilustrasi yang gampang adalah sebagai berikut.
Ilustrasi yang mudah adalah sebagai berikut.
5.      Pada laser cavity terdapat dua cermin yang saling berhadapan. Yang satu bisa memantulkan sempurna, dan satunya memantulkan sebagian dan memungkinkan cahaya untuk menerobos.
Pada laser cavity terdapat dua cermin yang saling berhadapan.  Cermin yang pertama dapat  memantulkan cahaya dengan sempurna sedangkan cermin yang kedua hanya dapat  memantulkan sebagian dan memungkinkan cahaya untuk menerobos.
6.      Port serial RS-232 ada dua jenis yang mempunyai 25 pin (DB25) dan yang mempunyai 9 pin (DB9) tapi yang dibahas dalam penulisan ini adalah DB9.
Port serial RS-232 ada dua jenis yang mempunyai 25 pin (DB25) dan yang mempunyai 9 pin (DB9), tetapi yang dibahas dalam penulisan ini adalah DB9.
7.      LED ini digunakan sebagai pembawa (carier ) dimana carier optis ini dimodulasikan dengan sinyal digital untuk memperoleh sinyal optik yang termodulasi .yang kemudian ditransmisikan menggunakan sinar laser
LED ini digunakan sebagai pembawa (carier ) dimana carier optis ini dimodulasikan dengan sinyal digital untuk memperoleh sinyal optik yang termodulasi, kemudian ditransmisikan menggunakan sinar laser.
8.      sinyal digital tidak dapat ditransmisikan begitu saja, sinyal ini harus dimodifikasi agar ia dapat ditransmisikan tanpa penggunaan kabel yaitu melalui gelombang radio.
Sinyal digital tidak dapat ditransmisikan begitu saja, sinyal ini harus dimodifikasi agar ia dapat ditransmisikan tanpa penggunaan kabel yaitu melalui gelombang radio.
9.      Pamancar dirancancang sedemikian sehingga ketika tidak ada sinyal yang hadir, laser tetap menyala.
Pamancar dirancancang sedemikian rupa, sehingga ketika tidak ada sinyal yang hadir, laser tetap menyala.
10.  Rangkaian penerima terdiri atas : photodetector, dan rangkaian demodulator lainnya.
Rangkaian penerima terdiri atas : photodetector dan rangkaian demodulator lainnya.


PERBEDAAN HASIL BELAJAR STANDAR KOMPETENSI
MEMAHAMI DASAR – DASAR ELEKTRONIKA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
DAN MENGGUNAKAN METODE EKSPOSITORI
DI SMK NEGERI 34 JAKARTA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 34 Jakarta)

Drs. Faried Wadjdi,M.Pd
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Hendra Hernawan
Alumni Angkatan 2005 Universitas Negeri Jakarta Progrm Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar standar kompetensi memahami dasar-dasar elektronika pada kelas X (sepuluh) dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and  Learning (CTL) dan dengan metode pembelajaran exspositosi. Penelitian dikhususkan pada kelas X( sepuluh) dengan menerapkan pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode random cluster sampling. Instrument penelitian berupa tes pada ranah kognitif bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Sehingga hasil penelitian bisa dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam upaya pengembangan dan meningkatkan
kualitas belajar siswa di sekolah.


Kata kunci : contextual Teaching and Learning (CTL). Perbandingan metode pembelajaran dengan menggunakan metode contextual Teaching and Learning (CTL) dengan metode ekspositori.

Seiring dengan persaingan dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, setiap bangsa dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang menjadi salah satu modal untuk menghadapi era tersebut. Begitu pula dengan usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik secara mandiri maupun pembelajaran di kelas.
Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik merupakan hal yang wajar yang dialami oleh guru sebagai pengembang ilmu. Peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efesien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran yang bersifat ekspositori.
Dalam standar kompetensi memahami dasar – dasar elektronika, biasanya metode pengajaran yang dilakukan oleh guru adalam metode pengajaran ekspositori. Guru dalam melakukan pembelajaran memahami dasar – dasar elektronika sering dilakukan dengan cara menularkan pengetahuan, memberikan informasi melalui lisan. Disini yang aktif adalah guru sedangkan siswa hanya mencatat dan mendengarkan sehingga siswa hanya pasif mencatat dan
mendengarkan sehinga aktivitas dan kreativitas siswa kurang tampak. Cara pembelajaran dirasa membosankan dan tidak menarik perhatian siswa. Oleh karenanya perlu adanya pendekatan pembelajaran. Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain
adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam proses pembelajaran, yang disebabkan karena dalam proses siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal.
Dari beberapa model pembelajaran, ada model pembelajaran yang menarik dan dapat memicu peningkatan pemahaman siswa yaitu model pembelajaran CTL. Pada dasarnya, pembelajaran CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
Dalam pembelajaran , siswa harus dapat mengembangkan ketrampilan dan pemahaman konsep untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar dengan model pembelajaran CTL akan mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan rasional. Di samping juga akan mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis, dan analitis. Karena siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara kritis dan mandiri.
Adapun beberapa alasan mengapa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning/CTL) dikembangkan pada masa sekarang. Sejumlah alasan tersebut antara lain:penerapan konsteks budaya dan pengembangan silabus,penyusunan buku pedoman guru dan buku teks akan mendorong sebagian besar siswa untuk tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan, penerapan konteks sosial dalam pengembangan silabus, buku pedoman dan buku teks dapat meningkatkan kualitas masyarakat memungkinkan masyarakat untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat, penerapan konsteks personal yang dapat meningkatkan komunikasi, akan membantu lebih banyak siswa untuk penuh terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat, penerapan konteks ekonomi akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial serta penerapan konteks ekonomi akan
meningkatkan pemahaman tentang berbagai isu berpengaruh terhadap masyarakat.
Dalam kelas CTL, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas  guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas.
Maka penelitian dalam skripsi akan melihat perbedaan penggunaan metode CTL dengan metode ekspositori terhadap hasil belajar siswa SMKN 34 kelas X pada standar kompetensi memahami dasar – dasar elektronika. Hasil dalam penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penerapan penggunaan CTL terhadap hasil belajar siswa yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar di sekolah.

 
Kajian Teoretis
Pada hakikatnya setiap manusia memiliki rasa dan keinginan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, dan selalu ingin mengetahui hal yang baru terhadap segala sesuatu yang ada pada sekitarnya. Dari situlah timbul suatu sikap dan keinginan untuk belajar agar dirinya menjadi lebih baik.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan bentuk interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hamalik, belajar adalah pertumbuhan dari seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru terkait pengalaman dan latihan.
Untuk mengetahui seberapa besar hasil proses belajar mengajar, maka setiap guru akan melakukan evaluasi atau penilaian. Evaluasi bermanfaat untuk mengkoreksi termasuk didalamnya adalah metode mengajar yang dilakukan oleh seorang guru baik dengan metode konvensional maupun dengan metode pembelajaran lainnya.
Dalam strategi pembelajaran ekspositori, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga peserta didik tinggal menyimak dan mencerna materi pelajaran secara teratur dan tertib. Secara garis besar prosedur metode ekspositori ialah sebagai berikut :
1. Preparasi      : guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematis
2. Apresepsi    : guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian  peserta didik kepada materi yang akan diajarkan
3. Presentasi    : guru menyajikan bahan dengan cara ceramah atau menyuruh peserta didik  membaca bahan yang telah dipersiapkan (diambil) dari buku teks tertentu atau ditulis oleh guru
4. Resitasi         : guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau peserta didik yang disuruh menyatakan kembali kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari (lisan atau tertulis).





Ada beberapa alasan mengapa metode ekspositori sering digunakan. Alasan sekaligus merupakan keunggulan metode ekspositori.
1. Dengan startegi pembelajaran ekspositori guru dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan palajaran yang disampaikan
2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas
3. selain mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, siswa juga bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi)
4. strategi pembelajaran bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Menurut US Departement of Education and National School Office yang dikutip oleh Kasihani, merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Selain itu memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuanpengetahuan yang diperoleh dan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai tenaga kerja nantinya.
Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama Pembelajaran:
1. Kontruktivisme
2. Menemukan ( Inquiry )
3. Bertanya .
4. Masyarakat Belajar (learning community)
5. Permodelan
6. Refleksi
7. Penilaian yang sebenarnya.










Tabel 2.1 Perbedaan Pendekatan Kontekstual Dengan Pendekatan Ekspositori
.
No
Komponen  
Pendekatan Kontekstual (CTL)

Ekspositori

1.
Pembelajaran
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan masalah yang
disimpulkan
Pembelajaran sangat
abstrak dan teoritis

2.
Keterampilan
Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan
3.
Lingkunganbelajar
Lingkungan belajar dinamis dan menarik

Lingkungan belajar
statis dan rutin

4.
Pemberianinformasi
Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang
dimiliki siswa

Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan

5.
Keaktifan siswa
Siswa aktif terlibat dalam
proses belajar

Siswa penerima
informasi secara pasif
6.
Cara Belajar
Siswa belajar dari teman
melalui kerja kelompok,
diskusi, saling koreksi
Siswa belajar secara
individual

7.
Peran guru
Guru berperan sebagai fasilitator
Guru mengatur dan mendikte semua aspek
lingkungan instruksi
8.
Penggunaan teknik
mengajar

Guru menggunakan
berbagai teknis mengajar
yang sesuai
Guru menampilkan
teknik mengajar yang
terbatas

9.
Hasil belajar
Hasil belajar diukur dengan cara proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman,tes dll.

Hasil belajar hanya
diukur dengan tes

10.
Penilaian
Menerapkan penilaian autentik,melalui penerapan praktis dalam kegiaan akademik pemecahan masalah kegiaan akademik ujian dan ulangan.

Penilaian hasil belajar
siswa hanya berlangsung melalui ujian dan ulangan.






METOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 34 Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada semester Ganjil 2010/2011 dan berlangsung selama dua bulan, yaitu pada bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Desember 2010.
Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen. Eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Peneliti dengan sengaja dan secara sistematis memasukan perubahan-perubahan kedalam gejala-gejala ilmiah dan kemudian mengamati perubahan-perubahan yang terjadi. Hipotesis menyatakan harapan tentang hasil yang merupakan akibat dari perubahan yang dimasukan itu. Eksperimen dilakukan selalu untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Perlakuan (treatment) yang diberikan berupa dua metode belajar yang berbeda yakni metode CTL dan metode ekspositori pada standar kompetensi memahami dasar – dasar elektronika.
Populasi pada penelitian adalah siswa kelas X (sepuluh) SMK Negeri 34 Jakarta Kompetensi Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik tahun ajaran 2010/2011. Kelas X terdiri dari dua kelas XL1 sebanyak 30 siswa dan XL2 sebanyak 31 siswa. Dari kedua kelas tersebut sampel diambil secara acak yang akan menjadi sampel penelitian yakni 25 siswa kelas eksperimen yaitu kelas XL1dan 25 siswa pada kelas kontrol yaitu kelas XL2.
Teknik Pengumpulan Data merupakan kegiatan yang penting dalam suatu penelitian, dengan adanya data itulah peneliti menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan disimpulkan.
Untuk keperluan analisis, data yang digunakan adalah data primer berupa data hasil belajar siswa pada standar kompetensi memahami dasar – dasar elektronika pada kompetensi dasar memahami simbol – simbol elektronika dan memahami sifat – sifat komponen elektronika pasif menggunakan Metode Tes :
ü  Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.



ü  Validitas tes menggunakan content validity (validitas isi). Validitas isi mengukur seberapa jauh isi dari butir – butir instrument dapat mewakili secara representative semua jenis, proporsi, dan ranah isi karakteristik variable yang di ukur. Validitas isi tidak dapat diukur melalui indeks dan koefesien, akan tetapi dengan menilai kesesuaian antara isi yang ada dalam semua ranah dan tujuan maupun materi yang telah ditetapkan dengan:
1.      Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan sebelum penelitian sesungguhnya. Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari instrumen
yang digunakan peneliti.
2.      Teknik Analisis Data
Sebelum digunakan, data penelitian di uji dengan uji normalitas dan uji homogenitas.
3.      Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui adanya perbedan antar nilai rata-rata hasil belajar siswa
standar kompetensi memahami dasar – dasar elektronika pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol




Hasil Penelitian
Data Pretest Siswa Yang Menggunakan Metode CTL Pada Standar              Kompetensi Memahami Dasar-Dasar Elektronika Data pretest pada kelas eksperimen seperti yang ditunjukkan pada tabel 41. dan frekuensinya menjelaskan isi dari tebel tersebut.





Untitled.jpg 






2222.png
 













































Dari data hasil pretest kelas eksperimen yang dapat dilihat pada lampiran 20 dianalisa bahwa banyaknya kelompok pada kelas eksperimen ada 6 kelompok seperti dalam table 42 menggunakan metode ekspositori dan frehuensinya.
ddd.jpg
fffff.jpg
 









































Terlihat kecenderungan bahwa hasil belajar kelas eksperimen menjadi lebih tinggi  dibandingkan hasil belajar kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode CTL memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori.

Peneliti menganalisis bahwa hal-hal yang menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa yang menggunakan metode CTL adalah:
a. Terjadinya perubahan gaya belajar. Perlakuan (treatment) menggunakan metode CTL mengkondisikan para siswa untuk belajar secara aktif dalam menguasai materi pelajaran.
b. Terjadinya perubahan suasana kelas. Pada awalnya para siswa belajar didalam kelas hanya duduk berdua dengan teman sebangku. Namun ketika siswa belajar menggunakan metode CTL siswa dapat belajar dengan berkelompok.
c. Terjadinya perubahan peran pendidik dalam proses belajar mengajar. Pendidik dalam metode CTL menjadi pembimbing dan pengawas dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Terjadinya perubahan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam metode CTL, interaksi siswa dengan siswa lebih dominan dibanding interaksi siswa dengan pendidik.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran standar kompetensi memahami dasar – dasar elektronika yang
menggunakan pendekatan contextual teaching and learning lebih tinggi dari pada
hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memiliki beberapa saran kepada pihak sekolah yang akan menerapkan metode CTL ini:
1. Guru diharapkan mengaitkan bahan pelajaran di sehari-hari sehingga
siswa dapat mengaplikasikannya
2. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL
serta mengembangkan berbagai aktivitas dan kreatifitas peserta didik
dalam pembelajaran.
3. Pihak sekolah diharapkan menerapkan pembelajaran dengan metode CTL agar siswa dapat menerapkan pemahaman – pemahaman yang telah diperoleh dari standar kompetensi memahami dasar – dasar elektronika.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta
Hamalik, Oemar. 1982. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Tarsito: Bandung
Hamalik. Oemar. 2002. Pendekatan Guru Berbasis Kompetensi. Bumi Aksara.
Jakarta
Hasan, S. Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: Jurusan Sejarah FIPS IKIP Bandung
Husein, U dan Purnomo S, 2006. Pengantar Statistika, Bumi Aksara: Jakarta
Jugiyanto, 2006, Filosofi, Pendekatan dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus, Penerbit Andi: Yogyakarta
Masidjo, 1995. Pencapaian Hasil belajar Siswa di Sekolah, Kanisius: Yogyakarta
Mudyaharjo, Redja. 2002. Pengantar Pendidikan, Raja Grafindo Persada: Jakarta
Muhibbinsyah, 1997, Psikologi Pendidikan, Rosda Karya: Bandung